PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH KELAS IV DI MI MIFTAHUL HUDA TEGALSAMBI TAHUNAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.
Oleh :
NUR BAIDI
NIM : 073 111 176
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
2011
i
ABSTRAK
NUR BAIDI (NIM: 073111176): Penerapan Model Pembelajaran Card Sort Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV Di MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi Program Strata 1 jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo, 2011.
Kata kunci : Prestasi belajar, Pembelajaran Konstruktivistik, Card sort.
Penelitian ini mengambil judul Penerapan Model Card Sort Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV Di MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011. Permasalahan yang diteliti dalam skripsi adalah 1) Bagaimana Prestasi siswa sebelum dan sesudah penerapan model Card sort pada mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsambi Kecamatan Tahunan kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011 2) Bagaimanakah aktivitas siswa dalam penerapan model Card Sort pada mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsambi Kecamatan Tahunan kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011? 3) Sejauh manakah Penerapan model Card sort dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsambi Kecamatan Tahunan kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011?
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 2
siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan tindakan. Data penelitian diperoleh melalui observasi di kelas dan dokumentasi hasil tes.
Hasil penelitian menujukkan bahwa: 1) Yang dilakukan oleh guru dalam
pelaksanaan metode card sort pada mata pelajaran Fiqih Kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara, yaitu guru mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan baik, guru harus lebih meningkatkan motivasi peserta didik, guru lebih kreatif dalam pembelajaran dengan mengunakan metode Card sort, karena di dalam pembelajaran dengan card sort terdapat aspek-aspek pembelajaran diantaranya: aspek Constructivism, aspek Inquiry Discovery learning, Learning Community, Aspek Questioning, Modeling, aspek Reflectioning, aspek Authentic Assesment. 2) Prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model card sort menunjukkan perbedaaan yang signifikan dan tingkat ketuntasan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa maupun prestasi yang dicapai oleh siswa. Pada siklus 1 dengan jumlah siswa 34 anak, dan KKM (Kriteria ketuntasan minimal) 70 serta tingkat ketuntasan 85%, terdapat 16 anak (47,06%) yang belum tuntas atau ketuntasan baru mencapai 52,94% sehingga untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan sebesar 85% kurang 32,06 %. Namun pada siklus 2 terjadi peningkatan yaitu
100% siswa telah mencapai ketuntasan dengan kriteria siswa dengan nilai rata-
rata 80,29, aspek kerjasama, dan keaktifan kelompok antar siswa mulai nampak, sehingga menambah semangat dan gairah dalam belajar. Hal ini menunjukkan
ii
bahwa metode Card sort yang digunakan dalam pembelajaran Fikih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan.
iii
¶
¶
iv
¶
¶
v
MOTTO
#q?sƒur noqn=Á9# #qJ‹)ƒur uä$xÿuZm tûï$!# &
tûüÁ=ƒC !# #r‰6èu‹9 w) #r•D& $tBur
ÇÎÈ pyJŠs)9# `ƒŠ y79ºsŒur 4 noqx.“9#
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (QS. Al Bayyinah:
5)1
1 Soenarjo, Al-Qur¶an dan Tejemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1990), hlm. 1084
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini, penulis persembahkan kepada :
1. Istriku Siti Nur Jannah.
2. Anak-anak ku tersayang:
a. Nurul Fahmi Azizi b. Fathur Rohman
c. Muhammad Taqiyuddin
vii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggungawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
ret 2011
6
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Shalawat serta salam penulis haturkan pada baginda nabi agung Muhammad saw. Beserta keluarga, sahabat dan umatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memilih judul: ”Penerapan Model Pembelajaran Card Sort Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV Di MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011”. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. DR. Muhibbin, M.A., selaku Pjs Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. DR. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Ahmad Muthohar, M.Ag., selaku ketua Program peningkatan kualifikasi guru
S-1 bagi guru Madrasah dan RA Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
4. DR. H. Raharjo, M.Ed.St., selaku pembimbing skripsi.
5. Segenap Bapak/Ibu dosen dan karyawan pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
6. Drs. Yusro, S.Pd. Kepala MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara yang telah memberikan ijin penelitian ini.
7. Keluarga besar MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara.
8. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan, dorongan dan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
ix
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu dikembangkan, disempurnakan, karena masih banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran dari semua pihak, sangat penulis harapkan. Semoga Allah swt. memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
t 2011
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….…i ABSTRAK………………………………………………………………...………ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………........…iv HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….v HALAMAN DEKLARASI ………………………………………………………vi HALAMAN MOTTO ……………………………………………………….. ....vii HALAMAN PERSEMBAHAN……...…………………………………………viii KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ix DAFTAR ISI…………………………………………………………………. ..... xi DAFTAR TABEL.... …………………………………………………………... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………………… .. 4
C. Pembatasan Masalah………………………………………………… . 4
D. Perumusan Masalah ……………………………..………………… 6
E. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasa Teori……………………………………………………… 8
1. Prestasi Belajar Fiqih………………………………………… 8 a. Pengertian Prestasi Belajar………………………………… 8 b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar fiqih… 9
2. Pembelajaran Fiqih……………………… …………………… 16 a. Pengertian Pembelajaran Fiqih …………………………… 16 b. Tujuan Pembelajaran Fiqih ………………………………… 17 c. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih ………………………… 19 d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar …………………19
e. Metode Pembelajaran Fiqih …………………………………. 21
xi
3. Penerapan Model Pembelajaran Card Sort…............................... 23
B. Kajian Penelitian yang relevan……………………………………… 24
C. Hipotesis Tindakan……………………………………………… 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ……………………………………………………27
1. Subyek Penelitian ………………………………………………. 27
2. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………. 27
3. Desain Penelitian PTK …………………………………………. 28
B. Prosedur Penelitian PTK …………………………………………. 29
C. Instrumen Pengumpul Data ……………………………………… 31
D. Teknik Analisis Data ……………………………………………… 32
E. Indikator Keberhasilan …….............................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Setting Penelitian …………………………………… 36
B. Analisis Data Hasil Penelitian …………………………………… 39
1. Hasil Penelitian pra Siklus…………………………………… 39
2. Hasil Penelitian Siklus 1 …………………………………….. 40
3. Hasil Penelitian Siklus 2 …………………………………….. 45
C. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan…………………………48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………….51
B. Saran – saran ……………………………………………………… 52
C. Penutup ………………………………………………………………53
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR LAMPIRAN – LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Guru MI Miftahul Huda Tegalsambi ............................................37
Tabel 4.2 Data Siswa MI Miftahul Huda Tegalsambi ......................................... 38
Tabel 4.3 Nilai Hasil Pra Siklus ........................................................................... 39
Tabel 4.4 Nilai prestasi siswa pada siklus 1 ........................................................ 42
Tabel 4.5 hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus 1 ................................... 44
Tabel 4.6 Nilai prestasi siswa pada siklus 2 ........................................................ 46
Tabel 4.7 Perbandingan prestasi belajar siswa .................................................. 49
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kondisi di lapangan saat ini menunjukkan bahwa masih diberlakukannya pendekatan konvensional yang tidak efektif dan menimbulkan pada kejenuhan siswa di dalam kelas, serta pendekatan ketrampilan proses dengan pembelajaran teoritis.
Sebagai media refleksi umat islam, harus diakui bahwa dunia pendidikan Islam masih diselimuti berbagai problematika yang belum terurai dari masa ke masa. Diantara problematika dan indikator kemandegan yang selama ini menghantui pendidikan Islam adalah penerapan metode dalam proses belajar
mengajar1.
Dalam proses pendidikan Islam, metode memiliki kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Sebuah adagium mengatakan bahwa ”At
Thariqot Ahammu min al Maddah”(metode lebih penting dibanding materi).2 Ini
adalah sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa, walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu penting. Sebaliknya materi yang cukup penting, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu kurang dapat dicerna oleh
1 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Isam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2008), Hlm
1
2 Ismail, ibid. hal. 2
1
siswa. Oleh karena itu, salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar sama pentingnya dengan komponen- komponen lain dalam keseluruhan komponen pndidikan. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar akan semakin efektif kegiatan pembelajaran.3
Sebagaimana telah dijelaskan oleh H.A.R Tilaar yang di kutip oleh
syamsul ma’arif, bahwa paradigma baru pendidikan Indonesia adalah sebagai berikut: (1) pendidikan ditujukan untuk membentuk masyarakat Indonesia baru yang demokratis; (2) masyarakat demokratis memerlukan pendidikan yang dapat menumbuhkan individu dan masyarakat yang demokratis; (3) pendidikan diarahkan untuk mengembangkan tingkah laku yang menjawab tantangan internal dan global; (4) pendidikan harus mampu mengarahkan lahirnya suatu bangsa Indonesia yang bersatu serta demokratis; (5) di dalam menghadapi kehidupan global yang kompetitif dan inovatif, pendidikan harus mampu mengembangkan kemampuan berkompetisi di dalam rangka kerja sama; (6) pendidikan harus mampu mengembangkan kebhinekaan menuju kepada terciptanya suatu masyarakat Indonesia yang bersatu di atas kekayaan kebhinekaan masyarakat, dan (7) yang paling penting, pendidikan harus mampu meng-Indonesiakan masyarakat Indonesia sehingga setiap insan Indonesia merasa bangga menjadi negara
Indonesia.4
Pada era ke depan mengharuskan pihak pemerintah bersama seluruh warga masyarakat untuk melaksanakan strategi pendidikan dan pembelajaran di sekolah secara baik. Di pihak lain seorang guru yang profesional harus selalu: (a) mampu menangkap setiap gejala perubahan makrokospik untuk meningkatkan kualitas dirinya proses pembelajaran di kelas; (b) secara bersungguh-sungguh
3 Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan,(Yogyakarta: Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 7
4 Syamsul Ma’arif, Pesantren vs kapitalisme sekolah, (Semarang: Need’s Press, 2008 ) hlm. 28
untuk mendorong setiap peserta didik mencapai prestasi akademik puncak; dan
(c) setiap guru harus terus melakukan inovasi pembelajaran di kelas.
Sedangkan realitas empirik (situs penelitian) menunjukkan bahwa, proses pembelajaran dan kualitas prestasi belajar peserta didik di MI Miftahul Huda Tegalsambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara, masih sering dijumpai adanya permasalahan yang berkaitan dengan metode pembelajaran dalam mata pelajaran Fiqih. Permasalahan yang berkaitan dengan gaya mengajar, kreatifitas guru dan penggunaan sarana atau media pembelajaran. Hal ini akan berdampak pada daya serap siswa dan juga gairah siswa dalam mencerna pelajaran tersebut. Siswa menjadi tidak tertarik dan tidak bersemangat dalam belajar.
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi–potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan.5
Kondisi ini diperparah dengan adanya anggapan bahwa mata pelajaran Fiqih sebagai mata pelajaran yang dinomor duakan, dengan alasan tidak masuk dalam mata pelajaran yang di ujikan secara nasional. Hal ini dapat diketahui dari beberapa indikator, antara lain: (a) semangat belajar siswa dan partisipasi siswa dalam memanfaatkan sarana belajar di sekolah masih relatif rendah; (b) pada ulangan Semester I masih belum mencapai tingkat ketuntasan. Banyak faktor penyebab “belum” maksimalnya prestasi belajar siswa; dan (c) rata-rata tingkat ketuntasan belajar siswa setiap KD pada matapelajaran Fiqih baru mencapai 60% dari 34 siswa.
Model pembelajaran Card Sort dimaksudkan menjadikan kebiasaan guru yang bersifat otorite menjadi fasilitator, mengubah kegiatan pembalajaran ego-involment menjadi task-involment, sehingga proses pembelajaran menjadi
5 Mulyasa, Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan meyenangkan,
(Bandung: Rosda karya, 2008) hlm.36
lebih efektif serta dapat: 1. Membangkitkan minat siswa untuk belajar menemukan sendiri, 2. Bekerja sama dan mengomunikasikan hasil belajarnya, dan 3. Siswa semakin aktif serta kooperatif6.
Kesenjangan antara realitas teoritik dan empirik tersebut yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan suatu kajian dalam bentuk PTK dengan judul “Penerapan Model Card Sort Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV di Mi Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas pada kelas siswa kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsambi tahun pelajaran 2010/2011 tentang Penerapan Model Card sort dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara. Adapun identifikasi permasalahan yang dijumpai adalah :
1. Penerapan model pembelajaran pada mata pelajaran Fiqih siswa kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsambi masih bersifat konvensional/ceramah, belum melibatkan aktifitas siswa .
2. Prestasi belajar mata pelajaran Fiqih siswa kelas siswa kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsambi belum sesuai dengan tingkat kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Masih ada 40% siswa yang belum mencapai KKM.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami masalah yang ada dalam skripsi ini, maka penulis akan menegaskan beberapa istilah, sebagai berikut:
6 Zainal aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama widya, 2006) hlm 42
1. Penerapan.
Penerapan adalah penggunaan7. Sedangkan yang dimaksud penulis dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana suatu ilmu itu dapat mengena atau membidik siswa dalam praktiknya.
2. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai melebihi ketentuan.8Sedangkan Belajar menurut Morgan dalam buku Introduction to Psychology mengemukakan: “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”9 Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang dari hasil latihan atau pengalaman.
3. Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan penidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.10 Menuru bahasa kata Fiqih adalah bentuk masdar dari fiil, yang artinya faham, mengetahui, cerdas, mahir, cakap. Fiqih adalah ilmu yang membahas ajaran Islam dalam aspek hukum/syariat.11 Jadi, yang dimaksud pembelajaran Fiqih adalah proses belajar mengajar tenta kajian hukum islam.
4. Card sort
Card artinya kartu12 dan sort artinya macam,jenis, vb memilih, ~out, memilih milih menurut jenisnya13. Jadi, Card sort artinya adalah memilih atau menyortir kartu. Dengan tujuan mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok dalam belajar.
7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2000), hlm. 664
8 Trisno Yuwono, kamus lengkap bahasa Indonesia praktis, (Surabya, Arkola,2004), hlm.334
9 Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan,(Bandung,Remaja Rosda karya,2007) ,hlm 84.
10 Abdul Ghafir,dkk, Metodologi pendidikan agama,(Solo:Ramadhani,2001) ,hlm. 82
11 Suparta,Fiqih I,(Dirjen Binbaga Islam dan UT,2000), hlm. 4
12 Wojowasito, dan W.J.S. Poerwodarminto, Kamus lengkap Inggeris-Indonesia Indonesia- Inggeris, (Bandung: Hasta, 2000), cet. 14, hlm. 22
13 Ibid,. hlm. 205
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Prestasi siswa sebelum dan sesudah penerapan model Card sort pada mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsambi Kecamatan Tahunan kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011?
2. Bagaimana Penerapan model Card sort dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsambi Kecamatan Tahunan kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011?
E. Manfaat Penelitian
Setelah ruang lingkup permasalahan dirumuskan, maka pada hakikatnya peneliti telah mengajukan inti dari tujuan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian.
Rumusan tentang kegunaan hasil penelitian adalah kelanjutan dari tujuan penelitian. Apabila peneliti telah selesai mengadakan penelitian dan memperoleh hasil, maka diharapkan dapat menyumbangkan hasil kepada institut, lembaga pendidikan, atau khususnya pada bidang yang diteliti.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi/acuan yang dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar bagi pelaksanaan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat di gunakan untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusi serta meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman dalam upaya meningkatkan kualitas ketrampilan pembelajaran.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pembelajaran pada mata pelajaran Fiqih yang efektif melalui model pembelajaran Card Sort.
c. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan peran aktif dan motivasi belajar siswa.
d. Bagi peneliti
Hasil penelitian dapat menambah pengalaman dan pengetahuan khususnya dalam mencari model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran fiqih.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Prestasi Belajar Fiqih
a. Pengertian Prestasi Belajar
Berbicara tentang prestasi belajar banyak para pakar pendidikan yang mencoba untuk memberikan batasan–batasan pengertian, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang makna prestasi belajar itu sendiri.
Oleh karena itu, sebelum penulis menguraikan lebih lanjut tentang pengertian prestasi belajar siswa, terlebih dahulu penulis kemukakan pengertian prestasi belajar menurut para ahli di dalam kamus umum Bahasa Indonesia, prestasi adalah: ”...bahwa istilah hasil yang telah dicapai
(dilakukan dan dikerjakan)”1 dan prestasi adalah hasil yang telah dicapai”2
Berdasarkan dari pendapat tersebut, maka dapat diperoleh suatu pemahaman bahwa yang dimaksud dengan prestasi pada dasarnya adalah suatu hasil nyata yang diperoleh oleh anak didik setelah mereka mengkuti didikan atau latihan tertentu.
Sedangkan pengertian belajar, dapat dilihat pendapat Agoes Soeyanto sebagai berikut: Pada hakikatnya belajar adalah suatu proses perubahan yang terus menerus pada diri manusia, karena usaha untuk mencapai kehidupan atas bimbingan ke arah cita-citanya yang sesuai dengan
cita-cita dan falsafah hidupnya.3
1 Kamus umum bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2002) ,hlm 768
2 Pius Hartanto, Kamus ilmiah popular, ( Surabaya : Arkola, 2004), hlm 623
3 Roestiyah, Didaktik Metodik, (Jakarta: Bina Aksara, 2001), hlm 8
8
Sedangkan menurut Fontana, ”Belajar adalah suatu proses perubahan dalam perilaku individu sebagai hasil dari pemahaman”.4
Dari pengertian diatas maka dapat diambil suatu pengertian bahwa prestasi belajar adalah perubahan–perubahan tingkah laku pada diri peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu sebagai hasil belajar untuk menuju cita-cita falsafah hidupnya.
Sedangkan Fiqih artinya paham, menurut Adul Wahab Khalaf yang dikutip oleh Ahmad Rofiq, pengertian fiqih secara terminologis adalah hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis (amaliah) yang diperoleh dari dalil-dalil naqli yang rinci5
Perubahan–perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kecakapan
baru yang berupa sikap, pengetahuan, kebiasan, perbuatan, minat, perasaan dan lain–lain. Perubahan tersebut dapat digolongkan ke dalam tiga ranah yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Fiqih
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan. Sampai sejauh manakah perubahan itu dapat tercapai, berhasil atau tidaknya tergantung kepada beberapa macam faktor. Adapun faktor-faktor tersebut, dapat kita bedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor dari luar dan dari dalam anak. Faktor dari luar meliputi; 1. Faktor yang berasal dari luar anak, yang meliputi a) Faktor Non Sosial, Yang dimaksud dengan faktor non sosial adalah meliputi berbagai faktor sebagai berikut: (1) Faktor lingkungan alami, faktor ini adalah seperti suhu udara, belajar pada kondisi udara yang segar akan berbeda hasilnya dengan belajar pada kondisi yang tidak segar, misalnya udara panas atau terlalu dingin. (2) Faktor Instrumental, yaitu faktor yag adanya dan penggunaannya
4 Oedin syarifudin Winataputra, Rustana Ardiwinata, Perencanaan Pengajaran,( Jakarta : Dirjen Binbaga dan UT, 2002 ) hlm 2
5 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2000) cet.4 hlm.3
sesuai dengan hasil belajar sesuai yang diharapkan, faktor ini berupa gedung, alat perlengkapan belajar dan sebagainya.
Selanjutnya, nomor 2. Faktor Sosial, yang dimaksud dengan faktor sosial di sini adalah faktor manusiawi, yakni interaksi antara sesama manusia yaitu lingkungan dimana anak itu dididik dan berada, lingkungan pendidikan terdiri dari: a. Lingkungan Keluarga, Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang dikenal oleh anak didik sehingga pada lingkungan ini banyak imitasi dan identifikasi yang diperoleh anak, baik yang berupa bimbingan maupun didikan secara informasi yang diberikan pada anak-anak dalam kaitannya dengan pendidikan yang diberikan di sekolah, sehingga keluarga sebagai lingkungan yang juga banyak ikut menentukan berhasil tidaknya pendidikan pada anak itu sendiri. Sehingga, keluarga dalam proses pertumbuhan usaha dan perkembangan terhadap pendidikan anak mempunyai pengaruh cukup besar dan bahkan lingkungan keluarga ikut menentukan berhasil tidaknya pendidikan anak. Mengingat besarnya tugas dan tanggungjawab keluarga terhadap masa depan pendidikan anak, sebagaimana
yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6 sebagai berikut :
Š#y‰© âxî ps3´»n=
$pkŽn=
ou‘$yft:#
¨$Z9# $ydŠq%ur #‘$
/3‹=dr&
/3|¡ÿRr& #q% #qZtB#uä tûï%!# $pk‰r'»tƒ
ÇÏÈ tbr•sDsƒ $
tbq=yèÿtƒur Ndt•tB $
!# tbqÁètƒ w
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim;6)6
951
6 Depag RI, Al-Qur’an dan terjemahnya,( Semarang: AL Wa’ah, 2000) edisi revisi Hlm.
Faktor sosial point b. Lingkungan Sekolah, Sebagaimana diketahui lingkungan sekolah adalah merupakan lingkungan belajar secara sistematis dan terpimpin, terarah serta terkontrol sehingga boleh dikatakan bahwa di sekolah inilah merupakan tempat belajar yang sangat efektif. Untuk memikul tugas dan tanggung jawab tersebut sekolah juga mempunyai pengaruh cukup besar dalam pendidikan anak. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung jawab yang meliputi: 1). Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku (Undang-undang Sistem Pendidikan). 2). Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara. 3). Tanggungjawab fungsional ialah tanggungjawab profesional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-
ketentuan jawabannya.7
Dengan besarnya sekolah dalam mempengaruhi dan membentuk pribadi anak didik maka sudah selayaknya ada hubungan yang harmonis anatar sekolah, keluarga dan antara guru dengan orang tua siswa, sebab hal inilah yang membawa dan menumbuhkan kecenderungan anak untuk belajar lebih baik, sebab mereka merasa diperhatikan dan dibimbing di lingkungan dan keluarga.
Faktor sosial point c. Lingkungan Masyarakat, Yang dimaksud dengan lingkungan masyarakat disini adalah lingkungan dimana anak didik berada diluar sekolah dan keluarga, yaitu dimana dia berada dan bergaul dengan masyarakat luas. Keterkaitan masyarakat terhadap pendidikan anak sangatlah erat sekali, sehingga di lingkungan masyarakat ini anak didik harus lebih mendapatkan perhatia yag cukup serius, sebab di lingkungan ini anak akan lebih mengenal berbagai corak dan ragam pengalaman berikut pengetahuan yang mereka peroleh dari masyarakat. Sedangkan sekolah dan keluarga lebih
7 Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Penganar Dasar-dasar kependidikan, (Surabya: Usaha
Nasional,2000), hlm. 18
memperhatikan segi-segi manfaat pendidikan yang diberikan pada anak didik setelah mereka nanti hidup di masyarakat secara luas, seperti pendidikan ketrampilan dan berbagai skill lainnya yang dipandang dan mencerminkan daya imajinasi serta kreatifitas anak itu sendiri.
Sedangkan faktor yag berasal dari dalam anak, a. Faktor Fisiologis, Faktor ini umumnya memiliki pengaruh terhadap akifitas seseorang, misalnya kondisi jasmani yang segar akan berbeda dengan kondisi yang tidak segar pada saat belajar. Disamping itu kondisi secara umum, mak kondisi fisiologis tertentu yang tidak kalah pentingnya yaitu kondisi panca indera seseorang. b. Faktor Psikologis, Faktor ini mempengaruhi hasil belajar. Adapun proses psikologis pad dasarnya dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1). Faktor Psikologis yang mendorong aktifitas anak dalam belajar, Faktor ini menurut Sumadi Suryabrata adalah sebagai berikut: (a) Adanya sifat ingintahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. (b) Adanya sifat kreatif dan keingnan untk mendapatkan simpatik orang tua, guru dan teman. (c) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha baru.(d) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila sudah menguasai pelajaran. Berpijak pada pendapat ini maka faktor psikologis positif inilah yang akan banyak mempengaruhi terhadap kebrhasilan belajar pada anak itu sendiri. 2). Faktor Psikologis yang menghambat dalam belajar anak. Adapun faktor yang menghambat belajar anak-anak antara lain: (a) Tujuan belajar yang tidak jelas, maka tujuan belajar yang tidak jelas akan mengakibatkan siswa malas dan tidak memiliki minat yang kuat dalam belajar yang lebih baik dan memperoleh hasil baik pula. (b) Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran, Timbulnya siswa yang demikian, maka seorang guru juga harus tanggap, dicari fakto-faktor yang penyebab siswa tidak minat belajar dalam suatu materi pelajaran atau lainnya.
Dalam hal ini M. Athiyah Al Abrosy mengungkapkan lebih lanjut terhadap guru yang mengajarinya, dan sebaliknya murid pada senang pada
gurunya yang mengajar tersebut.8 Bermula dari pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa agar siswa mempunyai minat terhadap mata pelajaran, sudah barang tentu seorang guru harus memperhatikan bagaimana kondisi pribadinya, apakah siswa sudah siap materi, mental atau belum.
Sebagai suatu proses sudah barang tentu harus ada yang diproses (masukan atau input), dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau output). Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan belajar itu dengan pendekatan analisis sistem. Dengan pendekatan pendekatan sistem ini sekaligus kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Dengan pendekatan sistem, kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai
berikut:9
INSTRUMENTAL INPUT
RAW INPUT
TEACHING-LEARNING PROCESS
OUTPUT
ENVIRONMENTAL INPUT
Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input) dalam hal ini siswa merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini diberi pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar (teaching learning process). di dalam proses belajar mengajar itu turut berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan
8 Martens KDJ, dan Mungin Edy Wibowo, Identifikasi Kesulitan Belajar,(IKIP Semarang, 2000)
,cet.3 hlm. 20
9 Ibid….hlm 106
(environmental input), dan berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan (instrumental input) guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki (output). Berbagai faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan keluaran tertentu.
Yang termasuk instrumental input atau faktor-faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasikan adalah: kurikulum atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Di dalam keseluruhan sistem maka instrumental input merupakan faktor yang sangat penting pula dan paling menentukan dalam pencapaian hasil/output yang dikehendaki, karena instrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu akan terjadi di dalam diri si pelajar.
Seangkan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan belajar Fiqih menurut Zuhairini ada lima faktor yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan yang erat.10 Kelima faktor tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1) Anak didik, faktor anak didik merupakan salah satu faktor pendidikan yang paling penting, karena tanpa adanya faktor tersebut, maka pendidikan tidak akan berlangsung. Oleh karena itu, faktor anak didik tidak dapat diganikan oleh faktor yang lain.
2) Pendidik, pendidik atau guru adlah sebagai pembimbing dan pengabdi anak- anak artinya guru harus selalu siap sedia memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak dlam pertumbuhannya.
3) Tujuan Pendidikan, merupakan faktor yang sangat penting karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidika itu.
4) Alat-alat pendidikan, alat pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat
digunakandalam rangka mencpai tujuan.
10 Zuhairini, Metodik Khusus Pengajaran Agama, (Surabaya: Usaha Nasiona, 2000), cet. , hlm.
28
5) Millieu, atau lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berhasil atau tidaknya pendidikan agama. Karena perkembangan jiwa anak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Lingkungan dapat memberikan pengaruh yang positif maupun pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan jiwanya, sikapnya dalam akhlak maupun dalam perasaan agamanya.
Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata mengelompokkan faktor
yang mempengaruhi belajar sebagai berikut :11
Kondisi FisiologisUmum
Faktor
Dalam
Luar
Fisiologis
Psikologis
Lingkungan
Kondisi panca indera
Kecerdasan IQ Bakat
Minat
Motivasi
Kemampuan Kognitif
Alami
Sosial
Instrumentasi
Kurikulum Program Sarana&fasilitas
Tenaga pengajar
11 Mustaqim, .Psikologi Pendidikan ( Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo; 2007) T.P
hlm. 51
2. Pembelajaran fiqih
a. Pengertian Pembelajaran Fiqih
Fiqih dalam arti tekstual dapat diartikan sebagai pemahaman dan perilaku yang diambil dari agama.12 Kajian dalam fiqih meliputi masalah Ubudiyah (persoalan-persoalan ibadah), ahwal al-sakhsiyah (keluarga), mu’amalah (masyarakat), dan siyasah (negara).
Fiqih artinya paham, menurut Abdul Wahab Khalaf yang dikutip oleh Ahmad Rofiq, pengertian fiqih secara terminologis adalah hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis (amaliah) yang diperoleh dari dalil-dalil naqli yang rinci.13 Oleh karena itu, fiqih merupakan salah satu mata pelajaran Islam yang paling dikenal oleh masyarakat, dari sejak lahir sampai dengan meninggal dunia, manusia selalu berhubungan dengan fiqih. Maka, fiqih dikategorikan sebagai ilmu al-hal, yaitu ilmu yang wajib dipelajari, karena dengan ilmu itu pula seseorang baru dapat melaksanakan kewajibannya mengabdikan diri kepada Allah melalu ibadah shalat, puasa, haji dan sebagainya.14
Fiqih merupakan kajian ilmu yang digunakan untuk mengambil
tindakan hukum terhadap sebuah kasus tertentu dengan mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam syari’at Islam yang ada.15 Dalam pemahaman seperti ini maka kajian atau produk fiqih selayaknya bersifat dinamis. Dan lebih lanjut fiqih merupakan suatu metode pemaknaan hukum terhadap realitas. Dalam perkembangan selanjutnya fiqih mampu menginterpretasikan teks-teks agama secara kontekstual.
12 M. Kholidul Adib, Fiqh Progressif: Membangun Nalar Fiqih Bervisi Kemanusiaan,
dalam jurnal Justisia, Edisi 24 XI 2003, hlm. 4
13 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), cet.4
hlm. 295
295.
14 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), cet.9 hlm.
15 Sumanto al-qurtuby, KH.MA. Sahal Mahfudh; Era Baru Fiqih Indonesia,(Yogyakarta:
Cermin, 2000) hlm. 134
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang berisi/meliputi fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang car-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannnya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan da minuman yang halal dan yang haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan pemahaman tentang aturan/ketentuan kepada pesera didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun
lingkungannya.16
b. Tujuan Pembelajaran Fiqih
Sebelum lebih jauh menjelaskan tujuan pembelajaran Fiqih terlebih dahulu dijelaskan apa sebenarnya makna dari ”tujuan”. Secara etimologi tujuan adalah arah, maksud, atau haluan, sasaran17. Dalam bahasa Arab tujuan diistilahkan dengan”ghayat,ahdaf, atau maqoshid”. Sementara dalam bahasa inggris diistilahkan dengan ”goal, purpose, obyektif, atau aim”18. Secara terminologi tujuan adalah suatu yang diharapka tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai.19
Suatu usaha yag tidak mempunyai tujuan tidak akan berarti apa-apa. Ibarat seseorang yang bepergian tidak tentu arah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapannya ia tidak kehilangan arah dan pijakan.
16 Permenag RI no.2 tahun 2008, tentang SKL & SI PAI dan B.Arab, hlm 63
17 Tris Yuwono, dan Pius Abdullah, Op.Cit., hlm. 438
18 Wojowasito, dan W.J.S Poerwodarminto, Op.cit., hlm. 301
19 Arif Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputata
Press,2002) hlm. 15.
Dalam Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003 pasal 3 disebutkan Pendidikan Nasional, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.20
Secara umum tujuan pendidikan ialah terjadinya perubahan tingkah laku sikap, dan kepribadian peserta didik setelah mengalami proses pendidikan dan pada akhirnya potensi dapat berkembang menuju dewasa, potensi disini ialah potensi fisik, emosi, sosial, moral, pengetahuan, dan ketrampilan.
Pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah21, bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang mnyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pdoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sbagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun
hubungan dengan lingkungannya.
hlm. 2
20 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 2003, (Jakarta: Sinar Grafika Offset,2003),
21 Peraturan Menteri Agama nomor 2 tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 20
c. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih.
Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab di Madrasah meliputi22:
1) Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
2) Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman mengenai
ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi mata pelajaran fikih berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh fikih di MI. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan, ketaqwaan, dan ibadah kepada Allah SWT. Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen kompetensi dasar ini merupakan penjabaran dari kompetensi dasar umum yang harus dicapai di Madrasah Ibtidaiyah, yaitu:
1) Mampu mengenal lima rukun Islam: terbiasa berperilaku hidup bersih, mampu berwudlu dan mengenal shalat fardhu.
2) Mampu melaksanakan shalat dengan menserasikan bacaan, gerakan dan
mengerti syarat syah shalat dan yang membatalkannya, terbiasa melakukan adzan, dan iqamah, hafal bacaan qunut dalam shalat, dan mampu melakukan dzikir dan do’a.
3) Mampu memahami dan melakukan shalat berjama’ah shalat jum’at dan
mengerti syarat sah dan sunnahnya, shalat sunah rawatib, tarawih, witir dan shalat I’d, dan memahami tata cara shalat bagi orang yang sakit.
4) Mampu memahami dan melakukan puasa ramadhan, memahami ketentuan puasa sunah dan puasa yang diharamkan, melaksanakan zakat menurut
ketentuannya, dan memahami ketentuan zakat fitrah.
5) Mampu memahami dan melakukan shadaqah dan infaq, memahami
ketentuan makanan dan minuman yang halal dan makanan minuman yang
22 Ibid, hlm. 23
haram, memahami ketentuan binatang yang halal dan yang haram, dan memahami serta melakukan khitan.
6) Mampu memahami dan melakukan mandi pasca haid bagi wanita,
memahami ketentuan jual beli dan mampu melakukannya, memahami ketentuan pinjm meminjam dan mampu melakukannya, memahami ketentuan member upah, dan ketentuan barang titipan dan barang temuan.23
Sedangkan Standar Kompetensi dan Kmpetensi Dasar sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Pembelajaran fikih kelas IV Madrasah Ibtidaiyah adalah: 24
Kelas IV, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengetahui ketentuan zakat 1.1 Menjelaskan macam-macam zakat
1.2 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah
1.3 Mempraktekkan tata cara zakat fitrah
2. Mengenal ketentuan infak dan sedekah 2.1 Menjelaskan ketentuan infak dan sedekah
2.2 Mempraktikkan tata cara infak dan sedekah
Kelas IV, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
3. Mengenal ketentuan salat Id 3.1 Menjelaskan macam-macam salat
Id
3.2 Menjelaskan ketentuan salat Id
3.3 Mendemonstrasikan tata cara salat
Id
23 Departemen Agama RI Kurikulum 2006, Pedoman umum pengembangan silabus Madrasah
Ibtidaiyah,(Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,2006) hlm. 50
24 Peraturan Menteri Agama nomor 2 tahun 2008, Op.cit., hlm. 32
e. Metode Pembelajaran Fiqih
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara kerj yang bersistem untk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan”25. Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangka metode pembelajaran menurut Ismail bahwa “ metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan”26.
Menurut An-Nahlawi sebagaimana yang dikutip oleh Samsul Nizar bahwa metode yang paling penting, yaitu: 1). Metode Iduksi (Pengambilan Kesimpulan), 2). Metode Perbandingan (Qiyasiah), 3). Metode Kuliah, 4). Metode Dialog dan Perbincangan, 5). Metode Halaqh, 6). Metode Riwayat, 7). Metode Mendengar, 8). Mtode Membaca, 9). Metode Imla’, 10). Metode Hafalan, 11). Metode Pemahaman, 12). Metode Lawatan untuk menuntut
(Pariwisata).27
Sedangkan menurut Ismail, metode-metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu: 1). Metode Ceramah, adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. 2). Metode Tanya Jawab, adalah metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi lngsung antara guru dan murid. Guru bertanya murid menjawab atau murid bertanya dan guru menjawab. 3). Metode Diskusi, adalah saling menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. 4). Metode Eksperimen, biasanya digunakan terhadap ilmu-ilmu alam yang di dalam
25 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 652
26 Ismail SM, Stratgi Pe,belajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang: Rasail,
2009), cet.4. hlm. 8
27 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan
Praktis,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 74
penelitiannya menggunakan metode yang sifatnya obyektif, baik yang dilakukan di dalam/di luar kelas maupun di dalam suatu laboratorium. 5). Metode Demonstrasi, adalah metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. 6). Metode Pemberian Tugas dan Resitasi, adalah suatu cara dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. 7). Metode Sosio Drama (Role Playing), yaitu mendramatisasi tingkah laku dalam dalam hubunganya dengan masalah sosial. 8). Metode Drill (latihan), latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki akan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik.
9). Metode Kerja Kelompok, guru membagi-bagi anak didik dalam kelompok- kelompok untuk memecahkan suatu masalah atau menyerahkan suatu pekerjaan yang perlu dikerjakan bersama-sama. 10). Metode Proyek, yaitu anak didik disuguhi bermacam-macam masalah dan anak didik bersama-sama menghadapi masalah tersebut dengan mengikuti langkah-langkah tertentu secara ilmiah, logis dan sistematis. 11). Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah), yaitu suatu cara yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan tertentu. 12). Metode Sistme Regu (Team Teaching), yaitu metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. 13). Metode Karyawisata (field trip), 14) Metode Resources Person (Manusia Sumber), ialah orang luar (bukan guru) memberikan pelajaran kepada siswa. Orang luar ini adalah orang yang memiliki keahlian khusus. 15). Metode Survei Masyarakat, yaitu cara untuk memperoleh iformasi atau keterangan dari sejumlah unit tertntu dengan jalan observasi dan komunikasi
langsung. 16). Metode Simulasi.28
28 Ismail, Op.Cit., hlm. 24
Hal yang terpenting dari penerapan metode tersebut dalam aktivitas pembelajaran adlah prinsip bahwa tidak ada satupun metode yang paling ideal untuk semua tujuan pendidikan, semua ilmu dan mata pelajaran, semua tahap petumbuhan dan perkembangan, semua taraf kematangan dan kecerdasan, semu guru dan pendidik, dan semua keadaan dan suasana yang meliputi proses pembelajaran itu. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa seorang pendidik hendaknya melakukan penggabungan terhadap lebih dari satu metode pembelajaran dalam prakteknya. Untuk itu sangat dituntut sikap arif dan bijaksana dari para pendidik dalam meilih dan menerapkan metode pembelajaran yang relevan dengan situasi dan suasana yang meliputi proses kependidikan. Sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara
maksimal.29
3. Penerapan Model Pembelajaran Card sort dalam Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran dengan model card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep penggolongan, sifat, fakta tentang suatu obyek, atau mengulang informasi. Gerakan fisik yang dilakukan siswa dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang telah letih.30
Penerapan model card sot di dalam kelas dapat dilakukan sebagai berikut;
a. Guru membagikan kepada masing-masing peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori. Berikut contohnya: Macam-macam zakat, Ketentuan zaka, Jenis-jenis infak dan shadaqah.
d. Guru meminta kepada peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori yang sama (Guru bisa mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau biarkan siswa mencarinya).
29 Samsul Nizar, Op.Cit., hlm. 74
30 Hamruni, Op.Cit., hlm. 281
e. Selanjutnya, peserta didik mencari kartu yang sesuai dengan kategori yang telah ditentukan oleh guru. Kemudian, peserta didik mendiskusikan bersama dengan kelompoknya.
f. Masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil kerja kelomponya di depan kelas, guru akan membuat beberapa poin/catatan mengajar yang anda rasa penting.31
g. Terakhir, Guru menyampaikan konfirmasi dan kesimpulan dari hasil pembahasan
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Telaah pustaka dalam penelitian ilmiah dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memperkuat kajian teoritis dan memperoleh informasi yang berkaitan dengan topik pembahasan.
Dalam penulisan skripsi ini, selain peneliti menggali informasi dari buku-buku yang ada kaitannya tentang pelaksanaan model card sort dalam pembelajaran fikih, peneliti juga menggali informasi dari skripsi terdahulu sebagai bahan pertimbangan.
Endang Naimah (3603011) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo tahun
2006, dalam skripsi “Studi problematika pembelajaran Fikih dan upaya pemecahannya di Madrasah Ibtidaiyah desa Semen Kecamatan Windusaka Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2005/2006”, menjelaskan tentang berbagai macam problematika pembelajaran Fikih.
Kasmuni (073111623) Fakultas Tarbiyah IAIN WAlisongo tahun
2009,”Efektivitas Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi Mata Pelajaran Fikih materi shalat kelas III di MI Mifthul Huda 2
Kalimaro Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan”. Menjelaskan tentang
31 Hamruni, Startegi dan model-model pembelajaran aktif menyenangkan, (UIN Yogyakarta, 2007), Hlm283
penggunaan metode Demonstrasi dalam upaya mengefektifkan dan meningkatkan Motivasi dan prestasi mata pelajaran Fikih.
Nasihun, (073 111 344) Fakultas Tarbiyah IAIN WAlisongo tahun
2009.”Upaya Peningkatan Kektifan Siswa Kelas IXA MTsN Kudus Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Dengan Metode Card Sort (Studi Tindakn Kelas)”. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1. Pembelajaran yang monoton, tidak ada pengembangan dan variasi dalam menggunakan teknik pembelajaran menjadikan siswa jenuh, kurang memperhatikan dan bosan mengikuti kegitan pembelajaran. 2. Penggunaan metode cad sort dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak dpat berhasil dengan baik, yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan tingkat capaian ketuntasan belajar sebesar 35% dari semula 65% menjadi 100%.
Dari penelitian ketiga penelitian yahg terdahulu terdapat keterkaitan persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan. Dalam hal persamaan: 1. yaitu pada mata pelajaran Fikih, 2. Penelitian saudara Nasihun menggunakan metode Card sort untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran qidah Akhlak melalui studi. Sedangkan perbedaan peneliti dengan penelitian yang terdahulu, 1. Peneliti menggunakan model card sort untuk meningkatkan prestasi belajar. 2. Penelitian saudara Kasmuni pada mata pelajaran Fikih menggunakan Metode Demonstrasi untuk meningkatkan motivasi dan prestasi, sedangkan peneliti melalaui Model Card Sort. 3. Penelitian Saudari Endang Naimah dalam mata pelajaran Fiqih lebih menguraikan problematika pembelajran Fikih, sedangkan Peneliti lebih menekankan pada Penelitian Tindakan Kelas.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data-data yang terkumpul.32
Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata hipotesis merupakan jawaban terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih terus diuji secara empiris.33
Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini yaitu ada peningkatan prestasi belajar dengan penerapan model card sort pada mata pelajaran Fiqih Kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara tahun pelajaran 2010/2011.
32Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta : Rineka Cipta,
1989), hlm. 62.
33Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta : Rajawali Press, 1983), hlm. 75.
27
A. Desain Penelitian
1. Subyek Penelitian a. Siswa
BAB III METODE PENELITIAN
Siswa adalah murid, pelajar.1 Dalam penelitian ini siswa yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara tahun pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 34 siswa.
b. Peneliti dan Kolaborator
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan data, dengan menggunakan metode dan teknik tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi.2 Sedangkan orang yang melakukan penelitian disebut peneiti, jadi peneliti adalah orang yang melakukan kegiatan mengumpulkan dan mengolah dan menyimpulkan dari data dengan metode dan teknik tertentu untuk mencari jawaban atas permaslahan yang dihadapi. Dalam penelitian yang menjadi Peneliti adalah Nur Baidi.
Sedangkan Kolaborator adalah orang yang melakukan kerja sama dengan, 3dalam penelitian ini sebagai Kolaborator adalah guru pada MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara yaitu saudari Siti Malichatin.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dimulai tanggal 6 september 2010 sampai dengan tanggal 27 september 2010, bertempat di kelas IV MI Miftahul Huda
1 Trisno Yuwono, dan Pius Abdullah, Kamus Legka Bahasa Indonesia Praktis,(Surabaya, Arkola,
2000, cet.8, hlm. 388
2 Nana Sudjana, Ibrahim, Peneltian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2000), cet. 11. Hlm 3
3 Trisno Yuwono, Pius Abdullah, Op.Cit., hlm. 235
27
Tegalsambi Tahunan Jepara tahun pelajaran 2010/2011 tahun pelajaran
2010/2011.
1) Desain Penelitian PTK
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan menggunakan konsep pokok penelitian tindakan menurut Kurt Lewin yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, adalah terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) Perencanaan (planning); (2) Tindakan (acting); (3) Pengamatan (observing); dan (4) Refleksi (reflecting) yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran, Hubungan keempat komponen itu digambarkan
sebagai berikut: 4.
2. Acting
1. Planning
3. Observing
Siklus 1
4. Reflecting
2. Acting
1. Planning
3. Observing
Siklus 2
4. Reflecting
Kesimpulan
Sumber: Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindkan Kelas, halaman. 16
4 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakart: Bumi Aksara,2006) hlm. 16
B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini mengikuti model PTK (Penelitian Tindakan
Kelas) dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah dan Perencanaan Tindakan
Masalah diidentifikasi bersama-sama dengan rekan sejawat guru berdasarkan studi kasus yang ditulis guru. Studi kasus ini secara naratif dan detil menjelaskan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru, serta refleksi oleh guru. Dari studi kasus, diidentifikasi bahwa guru merasa kesulitan dalam mengajarkan mata pelajaran Fiqih kepada siswa, dan pencapaian prestasi hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan diskusi dengan rekan sejawat guru dan juga dari beberapa pustaka, tindakan yang dipilih guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran Card Sort.
Selanjutnya guru membuat perencanaan tindakan, terdiri dari penyusunan RPP untuk kegiatan belajar mengajar (lampiran 1), mempersiapkan bahan belajar dari berbagai sumber (lampiran 2), mengembangkan latihan dan butir soal untuk evaluasi hasil belajar (lampiran 3), menyiapkan lembar observasi (lampiran 4), meminta dua orang rekan guru untuk melakukan observasi kegiatan belajar, serta membuat denah kelas (lampiran 5) untuk memudahkan pelaksanaan observasi.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam dua siklus. Dalam satu siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Satu kali pembelajaran terdiri dari 2 jam pelajaran.
a. Siklus 1 dimulai dengan pembukaan oleh guru, kemudian guru menyampaikan materi yang akan dibahas yaitu tentang macam-macam dan ketentuan zakat selanjutnya Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian setelah guru memberikan lembar kerja pada masing-masing kelompok, siswa mengurutkankartu yang telah disediakan tentang macam-
macam zakat. Kemudian, hasil kerja siswa dibaca di depan kelas dan dibahas secara umum oleh guru dalam kelas. Selanjutnya, kegiatan belajar ditutup dengan postes 1 yang dikerjakan oleh siswa.
b. Siklus 2 dilaksanakan kurang lebih sama dengan siklus satu. Untuk siklus 2, penjelasan yang diberikan guru berfokus pada infak dan sedekah. Siklus 2 ditutup dengan postes 2 dan rangkuman oleh guru dan siswa tentang hal-hal yang telah dipelajari.
Sementara siklus 1 dan 2 berlangsung, 2 orang rekan guru melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah tersedia. Hasil observasi berupa data tentang proses belajar, situasi kelas, dan masalah yang dihadapi siswa (secara otentik berdasarkan nama siswa). Setelah kegiatan belajar berakhir, guru menuliskan refleksi dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya.
3. Pengumpulan data dan analisis data
Data dikumpulkan dari hasil observasi rekan guru dengan menggunakan lembar observasi yang tersedia, dan dari tes hasil belajar (pretes dan postes) pada saat pelaksanaan tindakan selama 2 siklus, serta refleksi diri yang dilakukan guru terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan sebanyak 2 siklus.
Analisis data dilakukan terhadap dua jenis data, yaitu data kualitatif berupa catatan hasil observasi guru serta catatan refleksi guru, dan data kuantitatif berupa skor pretes dan postes hasil belajar siswa.
Untuk data kualitatif dicari key point dan juga informasi tambahan dari hasil observasi, kemudian dirangkum hal-hal inti yang perlu memperoleh perhatian dalam proses pembelajaran. Untuk data kuantitatif dicari gain score (skor perolehan antara) postes 1 dan 2. Hasil analisis keduanya kemudian dirangkum dan disimpulkan.
4. Refleksi dan Tindak Lanjut
Hasil analisis data kualitatif dan kuantitatif beserta kesimpulannya didiskusikan guru dan rekan sejawat dalam pertemuan refleksi untuk mengkilas balik hal-hal yang sudah terjadi, kendala, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar yang sudah dilaksanakan. Guru mencatat masukan dan saran yang didiskusikan, kemudian membuat rencana perbaikan pembelajaran berikutnya berdasarkan masukan.
5. Pelaporan
Dengan mengacu pada proposal, penulisan laporan dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai aspek dan kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam proses perbaikan pembelajaran, pengumpulan data, serta analisis data. Laporan ditulis menggunakan format yang ditetapkan, dan menjelaskan secara rinci permasalahan, rencana perbaikan, pelaksanaan perbaikan, hasil yang diperoleh, dampak dari solusi pemecahan masalah, serta kesimpulan dan saran.
C. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen adalah alat yang digunakan pada saat peneliti menggunakan suatu metode.5 Adapun istrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Observasi; Metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar6. Metode ini digunakan untuk mengamati dan
mencatat terhadap praktek membaca siswa yang berkaitan dengan tajwid. Penelitian ini dilakukan selama 3 minggu.
5 Darwan syah, dkk, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009)
cet.3 hlm. 12
6 Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantittif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007) hlm. 203
2. Metode Dokumentasi; Metode dokumentasi adalah mencari data tentang hal-hal yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan lain sebagainya7. Metode ini digunakan untuk mengetahui data nama siswa, guru, dan arsip – arsip lain yang berhubungan dengan penelitian, seperti sejarah, visi misi, keadaan guru dan siswa dan sarana prasarana di MI Miftahul Huda Tegalsambi.
3. Metode Tes; Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, intelegensi dan kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok8. Metode ini digunakan untuk mendapatkan hasil prestasi siswa kelas IV MI Miftahul Huda Tegalsambi kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara.
D. Teknik Analisis Data
Dalam rangka memecahkan ketiga permasalahan penelitian tersebut di atas, maka teknik analisis data (pemecahan masalah) dalam proses PTK ini adalah: 1. Teknik analisa pertama, peneliti menggunakan model Card Sort dalam mata pelajaran Fiqih. 2. Teknik analisa yang kedua, peneliti menganalisis statistik deskriptif kuantitatif dalam bentuk analisis Mean (nilai rata-rata). 3. Teknik analisis yang ketiga peneliti mengkomparasikan hasil tes dan nilai rata-rata yang dicapai pada siklus 1 dan siklus 2.
Dalam menganalisis data dalam penelitian ini mengikuti model PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah dan Perencanaan Tindakan
Masalah diidentifikasi bersama-sama dengan rekan sejawat guru berdasarkan studi kasus yang ditulis guru. Kegiatan ini dilakukan dalam pra siklus, secara naratif dan detil menjelaskan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru, serta refleksi oleh guru. Dari identifikasi bahwa dalam pembelajaran mata pelajaran Fiqih di
7 Strisno Hadi, Metode Research,(Yogyakarta: Andi Offset,2001) hlm. 9
8 Suharsimi,Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta,2004) hlm. 132
kelas IV MI Miftahul Huda Tegalsambi masih menggunakan meotde ceramah yang tidak melibatkan keaktifan siswa di dalam kelas, sehingga siswa menjadi pasif, dan tidak bersemangat dalam belajar dan berdampak pada prestasi siswa. Berdasarkan diskusi dengan rekan sejawat guru dan juga dari beberapa pustaka, tindakan yang dipilih guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar tersebut adalah dengan menerapkan Model Pembelajaran Card Sort.
Selanjutnya guru membuat perencanaan tindakan, terdiri dari penyusunan RPP untuk kegiatan belajar mengajar (lampiran 1), mempersiapkan bahan belajar dari berbagai sumber (lampiran 2), mengembangkan latihan dan butir soal untuk evaluasi hasil belajar (lampiran
3), menyiapkan lembar observasi (lampiran 4), meminta satu orang rekan guru untuk melakukan observasi kegiatan belajar, serta membuat denah kelas (lampiran 5) untuk memudahkan pelaksanaan observasi.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam dua siklus. Dalam satu siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Satu kali pembelajaran terdiri dari 2 jam pelajaran.
a. Siklus 1 dimulai dengan pembukaan oleh guru, kemudian guru menyampaikan materi tentang KD.1.1 tentang macam-macam zakat, selanjutnya Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian setelah guru memberikan kartu pada masing-masing kelompok, siswa mencari pasangan yang sesuai dengan intruksi guru dan berdiskusi untuk menata kartu. Hasil pekerjaan siswa di analisis, Selanjutnya kegiatan belajar ditutup dengan postes 1 yang dikerjakan oleh siswa.
b. Siklus 2 dilaksanakan kurang lebih sama dengan siklus satu. Untuk siklus
2, membahas tentang KD. 3.1 tentang macam-macam sholat Id, penjelasan yang diberikan guru berfokus pada cara kerja siswa dalam mencari pasagan kartu, agar memperhatikan instruksi/topik yang disediakan. Kemudian, siswa bekerja berkelompok dengan menata kartu
serta mempresentasikan di depan kelas secara bergantian. Siklus 2 ditutup dengan postes 2 dan rangkuman oleh guru dan siswa tentang hal-hal yang telah dipelajari.
Sementara siklus 1 dan 2 berlangsung, kolaborator melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah tersedia. Hasil observasi berupa data tentang proses belajar, situasi kelas, dan masalah yang dihadapi siswa (secara otentik berdasarkan nama siswa).
Setelah kegiatan belajar berakhir, guru menuliskan refleksi dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya.
3. Pengumpulan data dan analisis data
Data dikumpulkan dari hasil observasi rekan guru dengan menggunakan lembar observasi yang tersedia, dan dari tes hasil belajar (pretes dan postes) pada saat pelaksanaan tindakan selama 2 siklus, serta refleksi diri yang dilakukan guru terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan sebanyak 2 siklus.
Analisis data dilakukan terhadap dua jenis data, yaitu data kualitatif berupa catatan hasil observasi guru serta catatan refleksi guru, dan data kuantitatif berupa skor pretes dan postes hasil belajar siswa.
Untuk data kualitatif dicari key point dan juga informasi tambahan dari hasil observasi, kemudian dirangkum hal-hal inti yang perlu memperoleh perhatian dalam proses pembelajaran. Untuk data kuantitatif dicari gain score (skor perolehan antara) postes 1 dan 2. Hasil analisis keduanya kemudian dirangkum dan disimpulkan.
4. Refleksi dan Tindak Lanjut
Hasil analisis data beserta kesimpulannya didiskusikan guru dan rekan sejawat dalam pertemuan refleksi untuk mengkilas balik hal-hal yang sudah terjadi, kendala, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar yang sudah dilaksanakan. Guru mencatat masukan dan saran
yang didiskusikan, kemudian membuat rencana perbaikan pembelajaran berikutnya berdasarkan masukan.
5. Pelaporan
Dengan mengacu pada proposal, penulisan laporan dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai aspek dan kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam proses perbaikan pembelajaran, pengumpulan data, serta analisis data. Laporan ditulis menggunakan format yang ditetapkan, dan menjelaskan secara rinci permasalahan, rencana perbaikan, pelaksanaan perbaikan, hasil yang diperoleh, dampak dari solusi pemecahan masalah, serta kesimpulan dan saran Data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama-sama dengan mitra
kolaborasi, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan hasil belajar siswa (evaluasi) dianalisis berdasarkan ketentuan belajar siswa.
E. Indikator Keberhasilan
Untuk memberikan gambaran tentang keberhasilan hasil penelitian ini, maka penulis menetapkan indikator keberhasilan hasil penelitian, sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini diterapkan ketuntasan belajar secara individual, dengan kriteria minimal 70.
2. Secara klasikal dinyatakan tuntas apabila nilai siswa yang sudah tuntas mencapai 85% dari jumlah keseluruhan siswa.
BAB IV
ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Setting Penelitian
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Tegalsambi adalah lembaga pendidikan Islam tingkat dasar dalam naungan Kementerian Agama yang dikelola oleh Yayasan Tarbiyatul Islamiyah (YTI) Miftahul Huda desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara pada tanggal 13 Maret 1966 dengan nomor ijin operasional lembaga: Ko8/56/MI./66 yang diterbitkan oleh DEPAG RI perwakilan Propinsi Jawa Tengah tanggal 19 Maret 1966. Dengan
nomor statistik madrasah 1123320051.1
Secara Geografis MI Miftahul Huda terletak di Desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara dengan batas desa di sebelah barat berbatasan dengan Desa Teluk Awur, sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Karang Kebagusan dan Desa Krapyak, sebelah timur berbatasan dengan Mantingan dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Demangan. Desa Tegalsambi berjarak 3 (tiga) km sebelah selatan ibu kota Kabupaten Jepara dan berjarak 5 (lima) km sebelah barat daya ibu kota Kecamatan Tahunan.
Desa Tegalsambi terdiri dari 12 Rukun Tetangga (RT), 2 Rukun Warga (RW) dan terbagi atas 3 (tiga) kampung, yaitu : kampung Lembah, Bendo dan Ngisor Pereng, yang menempati bagian barat Desa Tegalsambi dan kampung Gegunung, Lamporan dan Depok di bagian timur Desa Tegalsambi
1. Visi, Misi MI Miftahul Huda Tegalsambi2
a. Visi: Generasi Islam yang berakhlakul karimah ungul dalam prestasi, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berdasarkan keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT.
1 Sumber Dokumentasi Madrasah,
2 ibid
36
b. Misi:
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik.
2) Mewujudkan pembentukan karakter Islam yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.
3) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
4) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dengan melibatkan dan memberdayakan seluruh warga madrasah.
2. Tenaga Pendidik
Saat ini MI Miftahul Huda Tegalsambi dipimpin oleh Drs. Yusro, S.Pd. Seorang yang mempunyai motivasi kerja yang bagus dalam melaksankaan program-program di madrasah dan menjadi panutan dan contoh bagi warga madrasah.
Guru di MI Miftahul Huda Tegalsambi berjumlah 16 orang rata-rata mempunyai kualifikasi akademik yang cukup baik. Kualifikasi akademik pendidik di MI Miftahul Huda Tegalsambi yaitu: lulusan SMA 4 orang, PGA 3
orang D2/D3 3 orang dan S1 6 orang.
Tabel 4.1
Data guru di MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara
N O
NAMA
L/ P PENDI-
DIKAN
TERAKHIR
MULAI TUGAS
JABAT AN STATUS
1. H. Abdullah
Sjakban,A.Ma. L DII 01/07/1970 Guru GTY
2. H. Dzunnur Asjik L PGAA 01/03/1972 Guru GTY
3. Sumiyati P PGAP 01/07/1979 Guru GTY
4. Nur Baidi L MAN 01/07/1981 Guru GTY
5. Siti Malichatin P PGAP 01/02/1983 Guru GTY
N O
NAMA
L/ P PENDI- DIKAN
TERAKHIR
MULAI TUGAS
JABAT AN STATUS
6. Drs. Yusro, S.Pd. L S1 01/10/1987 Kepala
Sekolah GTY
7. Fat Ambarmawati P MA 17/01/1989 Guru GTY
8. Tri Widiastutik,
A.Ma.Pd. P DII 20/07/1997 Guru GTY
9. Nur Ahmad, S.Pd. L S1 18/08/1999 Guru GTY
10. Drs. Samiun L S1 15/07/2002 Guru GTY
11. M. Akrim, SH. L S1 15/07/2002 Guru GTY
12. Aminatur Rohmah,
A.Md. P DIII 21/07/2003 Guru GTY
13. Ummi Azizah, SE. P S1 22/03/2006 Guru GTY
14. Siti Mudrikah, S.Ag. P S1 01/08/2006 Guru GTY
15. Anik Zumiati P MA 01/08/2006 Guru GTY
16. Mukholis L MA 06/07/2008 Guru GTY
3. Siswa
Sumber: data dinding Madrasah
Siswa di MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara tahun
pelajaran 2010/2011 berjumlah 219, dengan jumlah rombongan belajar 6 kelas. Jumlah siswa laki-laki 111 dan jumlah siswi perempuan 108.
Tabel 4.2
Data siswa MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara tahun
Pelajaran 2010/20113
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Kelas I 25 15 40
2 Kelas II 14 21 35
3 Sumber; dokumen madrasah tahun 2010/2011
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah
Laki-laki Perempuan
3 Kelas III 19 18 37
4 Kelas IV 20 14 34
5 Kelas V 18 25 43
6 Kelas VI 15 15 30
Jumlah 111 108 219
1. Analisis Data Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Data pada Pra Siklus
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan tindakan pra siklus untuk mengidentifikasi masalah dan meencakana kegiatan tindakan. adapun hasil identifikasi maslah yang dijumpai dalam hal prestasi belajar adalah sebagai berikut: a. masih terdapat 15 anak yang belum mencapai tingkat ketuntasan, b. keaktifan siswa dalam pembelajaran rrendah hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya anak yang mondar-mandir di kelas,
bergurau dengan teman.
Tabel 4.3
Nilai hasil pra siklus
NO Nama Nilai Keterangan
1 Zakaria 78 Tuntas
2 Ahmadun 63 Tdk Tuntas
3 Ilham Agung 65 Tdk Tuntas
4 Inang Nur said 55 Tdk Tuntas
5 Ivan Ikhsanudin 60 Tdk Tuntas
6 Rafi Yuskar 72 Tuntas
7 Akhmad Rizal 62 Tdk Tuntas
8 Candra Bagus 55 Tdk Tuntas
9 Danil Ihsan 60 Tdk Tuntas
10 Della Nu'ma 80 Tuntas
11 Devi Lailatul 72 Tuntas
NO Nama Nilai Keterangan
12 Dita Oktaviani 60 Tdk Tuntas
13 Harizal Novian 85 Tuntas
14 Hidayah Ayu 60 Tdk Tuntas
15 Indah Gita 82 Tuntas
16 Lolita Karunia 70 Tuntas
17 Abdul Ghoni 60 Tdk Tuntas
18 Andre Riyanda 55 Tdk Tuntas
19 Fathul Alim 72 Tuntas
20 Fikri Ihsanudin 62 Tdk Tuntas
21 Husein Syarif 78 Tuntas
22 Imam Ghozali 70 Tuntas
23 Mahfudh Sidiq 60 Tdk Tuntas
24 Taufik Romadhon 82 Tuntas
25 Yusrul Falah 68 Tidak Tuntas
26 Ayu Syaharani 70 Tuntas
27 Nita Widyaningsih 60 Tdk Tuntas
28 Nukha Resty 90 Tuntas
29 Nurul Huda 65 Tdk Tuntas
30 Syiddah Alfarah 65 Tidak Tuntas
31 Ummul Khoir 65 Tdk Tuntas
32 Widia Cahyani 85 Tuntas
33 Zaqi Ramadani 78 Tuntas
34 Zuhfi zuhrudin 72 Tuntas
Rata-rata 70,65
1. Hasil Analisis Data Pada Siklus 1
Analisis data dilakukan terhadap tiga kelompok data, yaitu data hasil observasi rekan sejawat, data refleksi guru, dan dan hasil belajar siswa yang difokuskan pada dua hal utama, yaitu situasi kelas dan prestasi belajar siswa.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini ada enam hal yang harus disusun guru untuk memperlancar proses pembelajaran, yaitu: (1) Menyusun pedoman pengamatan berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan dikaji, (2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan:
Tujuan instraksional, Alokasi waktu; Materi pembelajaran; Metode atau pendekatan yang dipilih, dan evaluasi, (3) Menyusun langkah-langkah pembelajaran model card sort; (4) Menyusun pedoman pengamatan yang dilakukan oleh Kolaborator terhadap proses pembelajaran (5) menyusun cara melakukan pengamatan dan sekaligus memberikan evaluasi tentang keterlibatan siswa,; dan (6) Menyusun laporan secara deskriptif naratif tentang proses pembelajaran di kelas pada siklus pertama.
b. Tindakan
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, guru melakukan langkah- langkah operasional di kelas, antara lain: (1) Sebelum memulai kegiatan belajar atau memasuki meteri pelajaran, guru memberikan sejumlah pertanyaan asosiasi untuk mengkaitkan pengalaman atau pengetahuan yang ada pada diri siswa dengan materi yang akan diberikan; (2) Guru menjelaskan konsep-konsep penting (pokok) tentang macam-macam zakat; (3) Guru membagi lima kelompok (A, B, C, D dan E) masing- masing kelompok beranggotakan antara 6-7 siswa.
c. Observasi
Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dengan mengacu pada RPP dibandingkan dengan hasil observasi, dicatat beberapa kejadian penting, antara lain:
1) Pada saat pembentukan kelompok siswa tidak segera melaksanakan tugas tapi malah membuat kegaduhan, mondar-mandir, mengobrol, sehingga menyita waktu 10 menit.
2) Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kegaduhan kelas mulai berkurang, tetapi masih ada kekurangan, yaitu aktivitas siswa tidak merata, kerjasama kelompok sebagaian ada yang belum kompak, masih ada siswa yang pasif dan masa bodoh.
Hasil observasi kelas menyatakan bahwa ada kelebihan dari tindakan perbaikan ini antara lain: siswa mulai termotivasi untuk belajar, siswa
secara aktif dan penuh kesungguhan mengerjakan tugas yang diberikan guru, bila diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi atau hasil pelaksanaan latihan siswa berlomba-lomba mengacungkan jari terlebih dahulu, siswa mulai berani tampil di depan kelas, siswa mulai berani mengajukan usul, pertanyaan dan saran.
d. Prestasi Belajar Siswa
Dalam penelitian ini diterapkan ketuntasan belajar secara individual, dengan kriteria minimal 70. Sementara itu, secara klasikal dinyatakan tuntas apabila siswa yang nilainya sudah tuntas mencapai 85% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil prestasi siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.4
Nilai Prestasi siswa pada siklus 1
NO Nama Nilai Keterangan
1 Zakaria 80 Tuntas
2 Ahmadun 65 Tdk Tuntas
3 Ilham Agung 65 Tdk Tuntas
4 Inang Nur said 55 Tdk Tuntas
5 Ivan Ikhsanudin 60 Tdk Tuntas
6 Rafi Yuskar 75 Tuntas
7 Akhmad Rizal 65 Tdk Tuntas
8 Candra Bagus 55 Tdk Tuntas
9 Danil Ihsan 60 Tdk Tuntas
10 Della Nu'ma 85 Tuntas
11 Devi Lailatul 75 Tuntas
12 Dita Oktaviani 65 Tdk Tuntas
13 Harizal Novian 90 Tuntas
14 Hidayah Ayu 60 Tdk Tuntas
15 Indah Gita 85 Tuntas
16 Lolita Karunia 70 Tuntas
17 Abdul Ghoni 60 Tdk Tuntas
18 Andre Riyanda 55 Tdk Tuntas
19 Fathul Alim 75 Tuntas
NO Nama Nilai Keterangan
20 Fikri Ihsanudin 65 Tdk Tuntas
21 Husein Syarif 80 Tuntas
22 Imam Ghozali 70 Tuntas
23 Mahfudh Sidiq 60 Tdk Tuntas
24 Taufik Romadhon 85 Tuntas
25 Yusrul Falah 75 Tuntas
26 Ayu Syaharani 70 Tuntas
27 Nita Widyaningsih 60 Tdk Tuntas
28 Nukha Resty 90 Tuntas
29 Nurul Huda 65 Tdk Tuntas
30 Syiddah Alfarah 90 Tuntas
31 Ummul Khoir 65 Tdk Tuntas
32 Widia Cahyani 90 Tuntas
33 Zaqi Ramadani 80 Tuntas
34 Zuhfi zuhrudin 75 Tuntas
Rata-rata 71.18
Dari data tersebut diperoleh informasi bahwa terjadi peningkatan pencapaian hasil belajar oleh siswa, tetapi belum mencapai tingkat ketuntasan sebagaimana telah ditetapkan. Proses pembelajaran kemudian dikaji ulang untuk menentukan sebab-sebab ketidaktuntasan, padahal terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
e. Observasi
Proses pelaksanaan atau tindakan selalu diikuti dengan pengamatan partisipatif dengan menitik beratkan pada aspek-aspek yang menjadi kekuarangan pada siklus pertama. Dari proses pembelajaran di kelas pada siklus pertama diperoleh data sebagaimana pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5
Hasil pengamatan tentang kegiatan siswa pada siklus 1
NO Aspek Yang
diamati Baik Cukup Kurang Keterangan
1 Kerja sama
kelompok 12 anak
=35% 16 anak
=47% 6 anak
=18%
2 Keaktifan dalam
mengerjakan tugas 16 anak
= 47% 16 anak =
47% 2
anak=6%
3 Kedisiplinan 15 anak
=44% 15 anak =
44% 4 anak
=12%
f. Refleksi
Berdasarkan indikator keberhasilan yang teah ditetapkan, maka kegiatan pada siklus 1 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan sebanyak 18 siswa atau 53%.
2) Masih terdapat 16 siswa atau 47% siswa yang belum mencapa tingkat ketunatasan
3) Secara klasikal dinyatakan telah tercapai apabila 85% siswa telah mencapai tingkat ketuntasan, sehingga pada siklus 1 masih kurang
32%
4) Diperkirakan ketidaktuntasan disebabkan karena kurangnya latihan, dan terlalu banyak waktu yang digunakan untuk membagi kelompok.
5) Dari segi kerja kelompok, kedisiplinan, dan tanggung jawab dalam kelompok masih dalam kategori cukup, sehingga perlu untuk ditingkatkan pada siklus 2.
6) Untuk pembelajaran berikutnya, latihan akan diperbanyak menjadi 5 soal, dan waktu pembagian kelompok dikurangi menjadi 5 menit saja.
2. Hasil Analisis Data pada Siklus 2
Pada siklus 2 dilakukan kegiatan dari hasil refleksi pada siklus 1 yang meliputi:. a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini ada enam hal yang harus disusun guru untuk memperlancar proses pembelajaran, yaitu: (1) Menyusun pedoman pengamatan berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan dikaji, (2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan: Tujuan instraksional, Alokasi waktu; Materi pembelajaran; Metode atau pendekatan yang dipilih, dan evaluasi, (3) Menyusun langkah-langkah pembelajaran model card sort; (4) Menyusun pedoman pengamatan yang dilakukan oleh Kolaborator terhadap proses pembelajaran (5) menyusun cara melakukan pengamatan dan sekaligus memberikan evaluasi tentang keterlibatan siswa,; dan (6) Menyusun laporan secara deskriptif naratif tentang proses pembelajaran di kelas pada siklus pertama.
b. Tindakan
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, guru melakukan langkah- langkah operasional di kelas, antara lain: (1) Sebelum memulai kegiatan belajar atau memasuki meteri pelajaran, guru memberikan sejumlah pertanyaan asosiasi untuk mengkaitkan pengalaman atau pengetahuan yang ada pada diri siswa dengan materi yang akan diberikan; (2) Guru menjelaskan konsep-konsep penting (pokok) tentang macam-macam sholat ‘Id; (3) Guru membagi lima kelompok (A, B, C, D dan E) masing- masing kelompok beranggotakan antara 6-7 siswa.
Situasi Kelas
Dari hasil catatan pada siklus 1 , maka Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dengan mengacu pada RPP dibandingkan dengan hasil observasi, dicatat beberapa kejadian penting, antara lain:
1) Pada saat pembentukan kelompok, sudah tidak ditemukan lagi siswa yang mondar-mandir ataupun mengobrol . kelompok segera terbentuk dan sesuai dengan rencana.
2) Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kegaduhan kelas mulai berkurang, dan siswa terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, kerjasama kelompok mulai terlihat hidup dengan masing- masing siswa memberikan usulan untuk menemukan jawaban.
Hasil observasi kelas menyatakan bahwa ada kelebihan dari tindakan perbaikan ini antara lain: siswa mulai termotivasi untuk belajar, siswa secara aktif dan penuh kesungguhan mengerjakan tugas yang diberikan guru, bila diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi atau hasil pelaksanaan latihan siswa berlomba-lomba mengacungkan jari terlebih dahulu, siswa mulai berani tampil di depan kelas, siswa mulai berani mengajukan usul, pertanyaan dan saran.
b. Prestasi Belajar Siswa
Dalam penelitian ini diterapkan ketuntasan belajar secara individual, dengan kriteria minimal 70. Sementara itu, secara klasikal dinyatakan tuntas apabila siswa yang nilainya sudah tuntas mencapai 85% dari jumlah
keseluruhan siswa.
Tabel 4.6
Perolehan Nilai Tes pada Siklus 2
NO Nama Nilai Keterangan
1 Zakaria 90 Tuntas
2 Ahmadun 75 Tuntas
3 Ilham Agung 70 Tuntas
NO Nama Nilai Keterangan
4 Inang Nur said 70 Tuntas
5 Ivan Ikhsanudin 80 Tuntas
6 Rafi Yuskar 75 Tuntas
7 Akhmad Rizal 75 Tuntas
8 Candra Bagus 75 Tuntas
9 Danil Ihsan 80 Tuntas
10 Della Nu'ma 85 Tuntas
11 Devi Lailatul 75 Tuntas
12 Dita Oktaviani 70 Tuntas
13 Harizal Novian 95 Tuntas
14 Hidayah Ayu 75 Tuntas
15 Indah Gita 95 Tuntas
16 Lolita Karunia 80 Tuntas
17 Abdul Ghoni 75 Tuntas
18 Andre Riyanda 70 Tuntas
19 Fathul Alim 80 Tuntas
20 Fikri Ihsanudin 75 Tuntas
21 Husein Syarif 80 Tuntas
22 Imam Ghozali 80 Tuntas
23 Mahfudh Sidiq 80 Tuntas
24 Taufik Romadhon 90 Tuntas
25 Yusrul Falah 80 Tuntas
26 Ayu Syaharani 85 Tuntas
27 Nita Widyaningsih 80 Tuntas
28 Nukha Resty 95 Tuntas
29 Nurul Huda 75 Tuntas
30 Syiddah Alfarah 100 Tuntas
31 Ummul Khoir 75 Tuntas
32 Widia Cahyani 90 Tuntas
33 Zaqi Ramadani 80 Tuntas
34 Zuhfi zuhrudin 75 Tuntas
Rata-rata 80.29
c. Refleksi
1) Dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus 2, kekurangan pada siklus 1 telah dapat dikurangi. Pada pembentukan
kelompok anak mulai faham dan segera mencari kelompoknya, sehingga dapat dengan cepat terbentuk kelompok, kegaduhan juga sudah mulai berkurang.
2) Dari segi nilai hasil tes semua siswa telah melampaui dari indikator yang telah ditetapkan oleh penulis, sehingga Dengan telah tercapainya tingkat ketuntasan pada seluruh siswa, maka model pembelajaran yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai acuan pada materi-materi yang lain.
2. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, yang telah dikemukakan diatas, pada pelaksanaan tindakan dapat diketahui perubahan-perubahan baik dari cara belajar siswa dan hasil belajarnya dengan diadakannya pembelajaran menggunakan model card sort dengan pembahasan sebagai berikut:
Interaksi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode card sort pada permulan siklus I:
a. Pada saat pembentukan kelompok siswa tidak segera melaksanakan tugas tapi malah membuat kegaduhan, mondar-mandir, mengobrol, sehingga menyita waktu 10 menit.
b. Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kegaduhan kelas mulai berkurang, tetapi masih ada kekurangan, yaitu aktivitas siswa tidak merata, kerjasama kelompok sebagaian ada yang belum kompak, masih ada siswa yang pasif dan masa bodoh.
Keadaan tersebut menjadi bahan catatan dan direncanakan melalui kegiatan refleksi, sehingga diperlukan perencanaan pembelajaran agar diperbaiki pada siklus 2 menjadi lebih baik, dan hal ini bisa di lihat dari hasil siklus 2 dengan kondisi sebagai berikut:
a. Pada saat pembentukan kelompok, siswa segera melaksanakan tugas. Dan sudah ada peningkatan dibanding pada siklus 1
b. Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kegaduhan kelas mulai berkurang, yaitu aktivitas siswa mulai tampak, kerjasama kelompok mulai kompak, dan siswa mulai aktif.
Sedangkan dari segi perolehan hasil belajar dapat kita perbandingkan
sebagai berikut:
Table 4.7
Perbadingan perolehan hasil belajar siswa
Nilai Siklus 1 Siklus 2
Frek Nilai
Siswa Prosentase Frek nilai
siswa Prosentase
100 0% 1 3%
95 - 0% 3 9%
90 4 12% 3 9%
85 3 9% 2 6%
80 3 9% 10 29%
75 5 15% 11 32%
70 3 9% 4 12%
65 7 21% 0%
60 6 18% 0%
55 3 9% 0%
Jumlah 34 100% 34 100%
Rata-rata 71,17 80,29
Secara grafik perbandingan prestasi belajar siswa, setelah pelaksanaan siklus dan
siklus adalah sebagai berikut:
12
10
8
6
4
2
0
Nilai 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55
Siklus 1
Siklus 2
Dari tabel di atas membuktikan bahwa pada siklus 1 jumlah siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan sebanyak 16 anak (47,06%) dengan nilai rata-rata 71,17. Pada siklus 2 terdapat 34 anak yang telah mencapai tingat ketuntasan (100%) dengan nilai rata-rata 80,29. Hal ini menunjukkan bahwa dengan beberapa tindakan yang dilakukan oleh peneliti/guru terutama dalam membimbing siswa dan memotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran Fikih, telah meningkatkan prestasi siswa dan juga keaktifan siswa dalam pembelajaran fikih kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
Pencapaian hasil yang meningkat pada siklus 2 dengan model pembelajaran card sort dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam anak, seperti, 1. Anak merasa lebih senang dilibatkan dalam proses pembelajaran dibandingkan hanya dengan model ceramah, 2. Anak dapat berinteraksi dalam kelompok dan bekerja sama sehingga tumbuh kektifan dan kreatifitas siswa, 3. Adanya penghargaan kepada siswa ketika menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dengan pemberian apresiasi oleh guru maupun oleh teman-temannya, 4. Adanya keinginan untuk membuat kelompoknya lebih baik dari kelompok lainnya, menimbulkan kompetisi.
Hasil-hasil yang dicapai tersebut didukung oleh teori yang telah penulis sampaikan pada bab dua tentang landasan teori, yaitu sebagaimana yang disampaikan oleh Sumadi Suryabrata yang dikutip oleh Mustaqim yaitu; 1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki, 2. Adanya sifat kreatif dan keinginan untuk mendapatkan simpatik dari orang tua, guru dan teman, 3. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha baru. 4. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila sudah menguasai pelajaran. Keempat faktor inilah yang oleh Sumadi Suryabrata disebut sebagai faktor psikologis positif yang banyak mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas di bab sebelumnya maka tentang penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Card Sort Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV Di Mi Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2010 / 2011”. Dapat disimpulkan bahwa:
1. Prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model card sort menunjukkan perbedaaan yang signifikan dan tingkat ketuntasan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa maupun prestasi yang dicapai oleh siswa. Pada siklus 1 dengan jumlah siswa 34 anak, dan KKM (Kriteria ketuntasan minimal) 70 serta tingkat ketuntasan 85%, terdapat 16 anak (47,06%) yang belum tuntas atau ketuntasan baru mencapai
52,94% sehingga untuk mencapai indikator yang telah ditetakan sebesar 85% kurang 32,06 %. Namun pada siklus 2 terjadi peningkatan yaitu 100% siswa telah mencapai ketuntasan dengan kriteria siswa dengan nilai rata-rata 80,29, serta aspek kerjasama, dan keaktifan kelompok antar siswa mulai nampak, sehingga menambah semangat dan gairah dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa metode Card sort yang digunakan dalam pembelajaran Fikih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Penerapan model card sort dalam pada mata pelajaran Fiqih Kelas IV Di Mi Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara, yaitu guru harus mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan baik, guru harus lebih meningkatkan motivasi peserta didik, guru harus lebih dapat kreatif dalam pembelajaran dengan mengunakan metode Card sort, karena di dalam pembelajaran dengan card sort terdapat aspek-aspek pembelajaran diantaranya: aspek Constructivism, aspek Inquiry Discovery learning,
Learning Community, Aspek Questioning, Modeling, aspek Reflectioning, aspek Authentic Assesment.
2.
B. Saran-saran
Dari uraian tersebut diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran dengan maksud proses pembelajaran Fikih dengan metode card sort yang diterapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar:
1. Kepada Guru:
a. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, hendaknya penerapan metode card sort dalam penyampaian materi harus dipersiapkan RPP,Bahan mengajar.
b. Guru sebagai central figure, hendaknya dapat berperan sebagaimana
mestinya. Dan sadar akan tanggun5g1jawabnya sebagai seorang pendidik.
2. Kepala Yayasan dan Pengurus Yayasan.
a. Agar proses belajar mengajar menjadi lancar, maka hendaknya lebih ditingkatkan sarana dan prasarana dalam hal alat peraga atau media pembelajaran yang dapat membantu proses dan mempermudah siswa dalam mempelajari materi pelajaran.
b. Begitu juga dalam hal perpustakaan, hendaknya buku-buku yang ada lebih dilengkapi dengan menambah koleksi kepustakaan yang bersifat keagamaan, dengan tujuan diharapkan anak dapat menambah pengetahuan agamanya, serta lebih memfungssikan perpustakaan sebagai referensi belajar siswa.
3. Kepada Siswa
Siswa agar terus meningkatkan prestasi hasil belajar agar mendapatkan hasil yang baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan, dengan cara menambah pengetahuan melalui bahan kepustakaan dan kegiatan kretatifitas dan aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar.
4. Kepada Orang Tua
Orang tua harus mendukung program belajar yang telah diprogramkan oleh sekolah dengan cara ikut aktif melalui komite sekolah, dan juga memantau perkembangan hasil prestasi yang dicapai oleh anak, sehingga terwujud komunikasi aktif antara pihak orang tua, komite dan pihak sekolah.
C. Penutup
Rasa syukur alhamdulilah penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya penelitian ini. Dengan menyadari akan kekurangan dan kekhilafan yang ada pada diri penulis, tidak menutup kemungkinan adanya perbaikan-perbaikan dalam penelitian tindakan kelas ini. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran demi lebih sempurnanya PTK ini.
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini, dengan harapan semoga Allah SWT menerima sebagai amal kebaikan dan memberi pahala di dunia dan akhirat.
Dengan iringan do’a dan harapan semoga penelitian tindakan kelas ini dapat membawa manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung:Yrama Widya, 2006. Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
....................., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Pribadi,Benny, Model Desain Sistemn Pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyat,2009. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Uno, Hamzah, Orientasi Baru Salam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif menyenangkan, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: RASAIL,
2008.
Ihsan, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Sanaky, Hujair, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani
Indonesia, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003.
Kontjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia,
1991.
Kadir, Muslim A., Ilmu Islam Terapan, Jogjakarta: STAIN Kudus dan Pustaka
Pelajar Offset, 2003.
Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna, 1992. Margono, Metodologi Penelitian, Jakarta: P.T. Rineka Cipta, 1996.
Masrukin, Statistik Inferensial, Kudus: Mitra Press, 2004.
Khaerudin, dkk, KTSP dan Implementasinya di Madrasah, Jogjakarta: Pilar Media,
2007.
Moh. Rosyid, Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar Menuju Hidup Prospektif, Semarang: UPT UNNES Press, 2005.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002.
Mulyasa,E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004.
Sutikno, M. Sobry, Pembelajaran Efektif: Apa dan bagaimana mengupayakannya?,
Mataram: NTP Press, 2005.
Singarimbun, Masri dan Efendi, Sopian, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES,
1985.
Purwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1991.
Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang: RASAIL, 2005. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2004.
Ma’arif, Syamsul, Pesantren vs kapitalisme sekolah, Semarang: Need’s Press, 2008. Tilaar, H.A.R, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008.
Undang-undang RI, Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sisdiknas, Cet.1,Jakarta: CV.
Mini Yogya Abadi, 2003.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung:Yrama Widya, 2006. Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
....................., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Pribadi,Benny, Model Desain Sistemn Pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyat,2009. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Uno, Hamzah, Orientasi Baru Salam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif menyenangkan, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: RASAIL,
2008.
Ihsan, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Sanaky, Hujair, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani
Indonesia, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003.
Kontjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia,
1991.
Kadir, Muslim A., Ilmu Islam Terapan, Jogjakarta: STAIN Kudus dan Pustaka
Pelajar Offset, 2003.
Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna, 1992. Margono, Metodologi Penelitian, Jakarta: P.T. Rineka Cipta, 1996.
Masrukin, Statistik Inferensial, Kudus: Mitra Press, 2004.
Khaerudin, dkk, KTSP dan Implementasinya di Madrasah, Jogjakarta: Pilar Media,
2007.
Moh. Rosyid, Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar Menuju Hidup Prospektif, Semarang: UPT UNNES Press, 2005.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002.
Mulyasa,E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004.
Sutikno, M. Sobry, Pembelajaran Efektif: Apa dan bagaimana mengupayakannya?,
Mataram: NTP Press, 2005.
Singarimbun, Masri dan Efendi, Sopian, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES,
1985.
Purwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1991.
Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang: RASAIL, 2005. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2004.
Ma’arif, Syamsul, Pesantren vs kapitalisme sekolah, Semarang: Need’s Press, 2008. Tilaar, H.A.R, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008.
Undang-undang RI, Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sisdiknas, Cet.1,Jakarta: CV.
Mini Yogya Abadi, 2003.
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama : N U R B A I D I NIM : 073111 176
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Tempat/Tgl. Lahir : Jepara, 20 Oktober 1960
Alamat : Rt.01 RW 01 Mangunan Tahunan Jepara
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan Formal:
1. SDN Platar lulus tahun 1973
2. PGAP Al Islam Jepara lulus tahun 1979
3. MA Al-Ma’arif Jepara lulus tahun 1981
4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007
Demikianlah daftar riwayat pendidikan penulis ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari ada kekurangan akan diadakan pembentulan sebagaimana mestinya.
Jepara, 11 Maret 2011.
i
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus 1
Satuan Pendidikan : MI Miftahul Huda Tegalsambi
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas / Semester : IV / 1
Materi Pokok : Zakat
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Mengetahui ketentuan zakat
.
B. Kompetensi Dasar
1 Menjelaskan macam-macam zakat
2 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah
.
C. Tujuan Pendidikan
Setelah memahami pokok pembahasan ini, siswa diharapkan dapat :
1. Siswa dapat memahami dan menjelaskan macam-macam zakat
2. Siswa dapat mejelaskan tentang tata cara dan ketentuan zakat
D. Metode/Strategi Active Learning : Card Sort. E. Langkah–langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajran Alokasi
Waktu
Kegiatan Awal :
Salam Pembuka, Presensi, Pengaturan kelas, berdo’a dan apersepsi.
5 menit
Kegiatan Inti :
Ø Guru menjelaskan tentang sub materi yang akan disampaikan, antara lain :
50 menit
Macam-macam zakat
Tata cara zakat
Ø Guru membagikan kartu yang berisikan sub materi pelajaran
Ø Mempersilakan siswa untuk mencari rekan-rekannya yang membawa kartu / istilah yang sesuai. Yang berisi macam-macam zakat
Ø Setelah mendapat rekan/kelompok yang sesuai kemudian di diskusikan, diurutkan dan ditempel didepan sesuai urutannya.
Ø Guru mempersilakan siswa untuk menjelaskan urutan kartu yang ditempel oleh masing-masing kelompok.
Ø Guru mengapresiasi pendapat siswa dan mengklarifikasi.
Kegiatan Akhir :
Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi pembahasan yang belum dimengerti. Guru menyimpulka materi yang baru dipelajari
10 menit
Evaluasi
Evaluasi dan tindaklanjut dengan memberi tugas rumah.
5 menit.
F. Media/Alat/Bahan/Sumber
Kertas
Lem, lakban untuk menempel
Buku Fiqih kelas IV G. Penilaian Otentik
- Partisipasi Aktif dalam diskusi kelompok
- Presentasi dan kinerj individu.
Mengetahui,
da Tegalsambi
Tegalsambi, 6 September n
SOAL PADA SIKUS 1
1. Apa pengertian zakat?
2. Apa arti zakat fitrah?
3. Sebutkan macam-macam zakat?
4. Apa pengertian zakat mal?
5. Sebutkan tata cara zakat fitrah
Jawaban:
1. Zakat menurut bahasa artinya subur, suci dan berkah, menurut istilah agama, zakat adalah kadar harta yang wajib dikeluarkan oleh seseorang dari harttanya untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik) dengan persyaratan tertentu.
2. Zakat fitrah yaitu zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap orang islam berupa akanan pokok, dilaksanakan pada akhir bulan romadlon dan menjelang hari raya idul fitri.
3. Zakat fitrah dan zakat mal
4. Zakat mal adalah zakat harta atau benda yang telah mencapai kadar ukuran tertentu yang telah ditetapkan oleh syara’.
5. A. dikeluarkan pada akhir bulan ramadhan sampai menjelang sholat ‘id b. berupa makanan pokok sebesar 2,5 kg atau dengan uang yang seharga c. disampaikan kepada orang yang berhak menerimanya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus 2
Satuan Pendidikan : MI Miftahul Huda Tegalsambi
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas / Semester : IV / 1
Materi Pokok : Zakat
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Mengetahui ketentuan infak dan sadaqah
.
B. Kompetensi Dasar
1 Menjelaskan ketentuan infak dan sadaqah
.
C. Tujuan Pendidikan
Setelah memahami pokok pembahasan ini, siswa diharapkan dapat :
1. Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan infak dan sadaqah
2. Siswa dapat mejelaskan tentang tata cara ketentuan infak dan sadaqah
D. Metode/Strategi Active Learning : Card Sort. E. Langkah–langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajran Alokasi
Waktu
Kegiatan Awal :
Salam Pembuka, Presensi, Pengaturan kelas, berdo’a dan apersepsi.
5 menit
Kegiatan Inti :
Ø Guru menjelaskan tentang sub materi yang akan disampaikan, antara lain :
50 menit
Macam-macam infak dan sadaqah
Ø Guru membagikan kartu yang berisikan sub materi pelajaran
Ø Mempersilakan siswa untuk mencari rekan-rekannya yang membawa kartu / istilah yang sesuai. Yang berisi macam-macam zakat
Ø Setelah mendapat rekan/kelompok yang sesuai kemudian di diskusikan, diurutkan dan ditempel didepan sesuai urutannya.
Ø Guru mempersilakan siswa untuk menjelaskan urutan kartu yang ditempel oleh masing-masing kelompok.
Ø Guru mengapresiasi pendapat siswa dan mengklarifikasi.
Kegiatan Akhir :
Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi pembahasan yang belum dimengerti. Guru menyimpulka materi yang baru dipelajari
10 menit
Evaluasi
Evaluasi dan tindaklanjut dengan memberi tugas rumah.
5 menit.
F. Media/Alat/Bahan/Sumber
Kertas
Lem, lakban untuk menempel
Buku fiqih kelas IV G. Penilaian Otentik
- Partisipasi Aktif dalam diskusi kelompok
- Presentasi dan kinerja individu.
Mengetahui,
Kepala MI Miftahul Huda Tegalsambi
Tegalsambi, 13 September an